ARTI PERSAHABATAN
Gabriel : “Ayo, dong!! Kalau tak cepat kita bisa terlambat!” (berteriak)
Rio : “Iya, tunggu bentar, tali sepatuku lepas, lagian kamu juga yang
salah, bangun kok jam 6?”
Gabriel : “Jangan banyak tanya, aku begadang ngerjain PR, tau!” (sambil
mendengus kesal)
Dan Rio pun selesai mengikat tali sepatunya yang lepas. Mereka berdua lari ke sekolah yang jaraknya tidak jauh dari rumah mereka, dan sampai tepat sebelum bel berbunyi.
Gabriel : “Untung enggak terlambat, kalau terlambat, bisa-bisa kita
dimarahi guru piket yang galak itu!”
Rio hanya manggut-manggut, dia sedang memperhatikan teman baiknya sejak kecil itu. Bagi Rio, Gabriel sudah seperti saudaranya. Tapi mereka tetap saja bertengkar karena masalah sepele. Dan biasanya Rio mengalah, sebab dia tahu sifatnya Gabriel yang keras kepala namun baik hati dan bisa diandalkan.
Bel sekolah berbunyi Bel sekolah berbunyi, menandakan seluruh siswa SMP Tunas Bangsa dipersilahkan pulang, kecuali yang ada kegiatan ekskul di sekolah. Gabriel dan Rio mengikuti ekskul Karate yang diadakan setiap hari Rabu sepulang sekolah. Lucia dan Eric sama hebatnya, sudah hampir mencapai “sabuk hitam” yang menjadi impian mereka. Guru pembina sangat salut pada mereka atas prestasi tersebut.
Rio : “Pulang bareng lagi kan, Lucia?”
Gabriel mengangguk sambil memukul pundak Rio. Rio langsung mengerti, itu artinya Gabriel minta tunggu sebentar, kalau bukan ke toilet ya, mau jajan dulu. Setelah Gabriel kembali, mereka pulang.
Rumah mereka bersebelahan, kedua orangtua mereka sudah berteman akrab. Ayah Gabriel dan ayah Rio adalah rekan kerja, sedangkan kedu ibu mereka adalah teman sejak SD yang bertemu kembali ketika Rio pindah rumah ketika masih TK. Gabriel mempunyai cita-cita, yaitu menjadi orang yang berguna untuk orang lain. Dia ingin menjadi dokter gigi. Sedangkan Rio, mempunyai cita-cita menjadi dokter anak, atau guru olahraga. Ya, Rio emang senang pada kekuatan fisik. Sedangkan Gabriel menyukai fisik dan ilmu pengetahuan. Mereka menjadi saingan di kelas. Dalam pelajaran, mencari teman, bahkan dalam kekuaan fisik. Tapi sebenarnya, mereka saling menyayangi seperti saudara.
Gabriel : “Eric, kamu udah ngerjain PR IPA belum? Kalau udah, kita tanding
yuk, siapa yang dapat nilai paling tinggi!” (dengan nada menantang)
Rio : “Terserah! Aku lagi gak niat nih, capek tanding terus”.
Tiba-tiba Pak Guru berteriak yang baru saja masuk kelas.
Guru : “Ayo, anak-anak, duduk semua! Ada pengumuman penting dari pihak
sekolah!” (sambil berteriak)
Setelah semua murid duduk, Pak Guru pun mengutarakan maksudnya.
Guru : “Anak-anak, untuk menyambut hari ulang tahun sekolah ini, kalian
para siswa siswi kelas 1 SMP akan mengadakan acara. Untuk kelas
kita, Bapak mengusulkan Festival Olahraga, ada yang punya usul
lain?”
Suasana pun menjadi hening. Setelah menunggu beberapa saat, Pak Guru berbicara kembali.
Guru : “Sepertinya semua setuju, ya? Baiklah, kalau begitu usulan kelas
kita kepada Kepala Sekolah adalah mengadakan Festival Olahraga,
dan untuk ketua panitia mungkin Rio saja ya? Yang lain bagaimana?
Setuju semuanya?”
Murid-murid : “Setujuuuuuuu!!!”
Guru : “Baik kalau begitu, kalian boleh pulang”
-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-8-
Gabriel dan Rio yang jago di bidang olahraga pun senang. Gabriel langsung menghampiri Rio yang sedang melamun.
Gabriel : “Ketua! Jangan melamun terus dong! Kita harus menyusun rencana
untuk melaksanakan Festival Olahraga nanti. Dan aku mau, di
festival nanti ada pertandingan basket, baseball, sepak bola dan
lomba lari. Kurasa cukup segitu saja. Atau ada yang mau
ditambahkan?”
Tidak ada respon dari Rio. Gabriel yang sedang panas-panasnya, langsung membentak Rio. Eric yang sedang bingung, kaget mendengar perkataan Lucia. Dan terjadilah adu mulut antara mereka berdua.
Gabriel : “Ketua bodoh! Dari tadi usul wakilnya gak pernah ditanggapin!
Ketua apaan nih? Masa’ harus digetok dulu sih, kepalanya biar
nyadar?” (dengan nada membentak)
Rio : “Kamu tuh gak punya pengertian apa?! Aku tuh lagi pusing tau! Gak
perlu teriak-teriak di dekat aku! Terserah kamu aja deh, mau
festival apa dan lomba apa! Aku lagi gak mau ambil pusing sama
kamu!” (dengan nada membentak)
Rio berlalu ke halaman belakang sekolah. Gabriel pun mengitu karena keheranannya. Untuk pertama kalinya Gabriel melihat Rio murung. Gabriel pun mengalah dan minta maaf. Setelah Rio memaafkannya, Gabriel pun bertanya kenapa Rio terlihat kusut.
Gabriel : “Ada apa, Eric? Kok kamu murung? Mukamu kelihatan kusut tuh, belum disetrika ya?”. (dengan nada bercanda)
Rio : “Iya, belum disterika, Kenapa? Kamu mau nyetrika mukaku?
Memang setrikanya udah panas?”
Gabriel : “Mau saja sih aku menyetrika mukamu yang kusut itu, tapi udah
dicuci belum? Kalau belum dicuci, ntar setrikaku yang rusak”
Karena candaan Gabriel, Rio dan Gabriel tertawa bersama. Lalu, Rio menjelaskan kenapa hari ini ia terlihat kusut. Gabriel pun mendengarkan dengan seksama cerita Rio yang sedang kebingungan.
Rio : “Aku sedang kesal, nih. Habisnya ada anak kelas 2 yang nantangin
aku main basket dan baseball, anaknya ada dua, waktunya
bersamaan, apa yang harus ku tanggapi, ya? Basket atau
baseball?”
Gabriel : Gak usah ditanggepin deh, anak kelas 2 yang galak itu, lebih baik
kamu biarkan saja mereka, kalau menganggumu, pukul saja dengan
jurus karatemu”.
Rio : “Tapi kalau ku biarkan, mereka akan melukai semua anak di kelas
kita, sepertinya mereka juga mengancam akan membuatku malu di
depan orang banyak jika aku melapor pada guru atau kepala
sekolah” (dengan nada lesu)
Gabriel berpikir keras, dan akhirnya ia menemukan sebuah ide, namun cukup gila untuk mengatakan ini adalah ide yang masuk akal.
Gabriel : “Kedua anak kelas 2 itu kan tidak saling kenal, bagaimana kalau aku
menyamar menjadi kamu, untuk mengikuti pertandingan basket,
sedangkan kamu mengajak kakak kelas yang lain untuk bertanding
baseball di tempat lain, jadi gak ketahuan kalau ada 2 Rio. Lagian
wajah kita mirip banget, udah kayak saudara kembar, kan?”
Rio langsung kaget, namun dia berfikir kalau ide Gabriel ini cemerlang meskipun cukup gila. Lalu Rio tersenyum dan mengepalkan tangannya kepada Gabriel yang memiliki arti “DEAL”. Rio setuju dengan idenya Gabriel.
Dan tibalah hari pertandingan tersebut. Rio hanya menganga melihat Gabriel yang memakai pakaian untuk postur yang agak besar.
Rio : “Gabriel, kau beneran akan menyamar sebagai aku? Suara dan
wajah kita memang mirip, tapi postur tubuh kan beda banget!”
Gabriel : “Jangan mentang-mentang aku kurus, kamu bilang postur tubuh
kita beda jauh dong! Aku kan sengaja pake baju yang gede, biar
mirip kayak kamu, bodoh!” (lalu menjitak Rio)
Rio : “Adaw! Selow aja ngapa. Haha” (sambil tertawa)
Gabriel : “Woo, yaudah, aku kelapangan dulu ya. Good luck!”
Rio : “Iya, Good luck too”
Mereka pun pergi ke lapangan masing-masing.
Di tempat Gabriel....
Gabriel : “YES! Aku menang! Dengan begini penyamaranku berhasil!” (dalam
hati)
Namun keceriaannya berubah ketika melihat sesuatu yang ganjil. Para pemain basket yang tadi, nampak berubah. Salah satu dari mereka maju menghampiri Gabriel.
Kakak Kelas : “Kami ini hanya ingin melihat, seberapa mampu anak yang bernama
Rio, yang katanya jago main basket, kami hanya ingin menguji,
seberapa besar nyali Rio untuk mengahadapi lawan yang senior.
Tapi ternyata, yang datang malah temannya. Kau takkan bisa
menipu mata kami dengan penampilan seperti itu, sebab tetap
saja postur tubuh sekali si Rio itu! Dasar pengecut!”
Gabriel : “Rio bukan orang seperti itu, lagi pula aku yang ingin
menggantikannya, karena dia juga ada pertandingan dengan anak
kelas 2 dalam bidang baseball, lagian kalian kakak kelas yang tidak
ada kerjaan malah menganggu anak kelas 1. Kalau kalian mau
membukikan perkataanku, datang saja ke lapangan taman baseball
di dekat sini, kalian akan melihat, Rio yang asli berjuang demi
teman-teman sekelasnya!” (sambil teriak dan berlari ke lapangan
baseball)
Setelah Gabriel berteriak panjang lebar, ia berlari ke ke lapangan baseball. Terpaksa kakak kelas tadi mengikuti Gabriel untuk membuktikan perkataan Gabriel. Salah seorang dari mereka mengikuti Gabriel untuk mencari satu kepastian yang berbeda dari teman-temannya.
Di lapangan baseball....
Gabriel : “Rio!!! Kamu menang kan?” (sambil berteriak)
Rio : “Ya! Aku menang melawan mereka dengan tim baseball dadakan
yang kubuat sendiri! Kamu sendiri menang tidak?”
Gabriel : “Ya! Aku menang melawan mereka!
Rio pun menghampiri Gabriel yang ada di pinggir lapangan dan terkejut dengan kaka kelas yang ada di samping Gabriel.
Rio : “Jadi kakak ini sahabatnya ketua tim lawanku?”
Kakak Kelas : “Ya! Kami hanya ingin menguji persahabatan kalian yang sudah terjadi sejak kecil. Jangan sampai berujung buruk seperti aku dan Raka.
Rio dan Gabriel menjadi heran...
Kakak Kelas : “Kami mendengar ada anak kelas yang bersahabat baik sejak kecil
dan kulihat kalian sangat akrab. Kami ingin menguji keakraban
kalian sampai dimana. Aku yang menyusun rencana ini agar kalian
tidak kehilangan sahabat seperti aku dan Raka yang kehilangan
sahabat baik kami karena mereka salah paham”
Gabriel : “Tak apa, Kak. Kami sangat senang atas perhatiannya. Aku dan Rio
juga minta maaf karena telah membuat kakak dan sahabat kakak
kesusahan. Karena rencana kakak dan Kak Raka, kami jadi saling
tolong menolong. Tapi darimana kakak tahu, kalau kami sedang
bertengkar?”
Kakak Kelas : “Aku tahu dari teman sekelas kalian. Katanya kalian sedang
bertengkar untuk menentukan cabang olahraga di festival nanti,
kalian saling berselisih pendapat lagi dan akhirnya beretengkar
sungguhan, padahal biasanya kalian hanya bertengkar canda kan?”
Gabriel hanya mengangguk.
Kakak Kelas : “yaudah, aku tinggal dulu ya. Ingat, jangan sering bertengkar,
okey?” (sambil tersenyum)
G dan R : “Okey kak!” (sambil mengacungkan jempolnya dan tersenyum)
Sejak saat itu, Gabriel dan Rio tidak pernah bertengkar lagi. Mereka kini selalu berependapat sama, kalau pun berebeda pendapat, mereka akan menggunakan akal untuk menyatukan pendapat masing-masing.
Mereka pun sering bermain bersama Kak Joe dan Kak Raka. Ketika hari libur. Bahan kalau mau ada ulangan atau ujian, mereka berempat belajar bersama. Gabriel dan Rio pun mengerti artinya persahabatan sejati. Yaitu saling adanya toleransi. Mereka yang dulunya bersahabat namun selalu bertengkar, kini menjadi bersahabat dengan bertengkar sebatas candaan belaka.
Festival Olahraga pun dimulai. segala susunan acara yang kami buat berjalan dengan sangat lancar. semua siswa bersenang-senang mengikuti berbagai perlombaan. ada juga yang membuka stand untuk berjualan. Pokoknya, acar Festival Olahraga SMP Tunas Bangsa sukses besar!!
Persahabatan itu merupakan hal terindah yang bisa dimiliki siapapun. an kita yang memlikinya, bersyukurlah. Kini aku pun akan menjaga persahabatanku dengan sahabat-sahabatku yang tersayang J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar